Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau yang
memiliki luas wilayah cukup besar dibanding kabupaten lainnya yang ada di Riau.
Kabupaten Kampar memiliki luas daerah sebesar 10.983,47 km² dengan ibu kota
kabupaten berada di Kota Bangkinang. Kampar sedikitnya memiliki 21 daerah
kecamatan, 8 daerah kelurahan dan 242 daerah desa. Daerah-daerah ini dipadati
jumlah penduduk secara total sebesar 783.248 Jiwa (Permendagri No.66 Tahun
2011). Adapun ke 21 daerah kecamatan di Kampar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Bangkinang
dengan ibu kota: Bangkinang
2. Kecamatan Bangkinang
Barat dengan ibu kota: Kuok
3. Kecamatan Bangkinang
Seberang dengan ibu kota: Muara Uwai
4. Kecamatan Gunung
Sahilan dengan ibu kota: Kebun Durian
5. Kecamatan Kampar
dengan ibu kota: Air Tiris
6. Kecamatan Kampar Kiri
dengan ibu kota: Lipat Kain
7. Kecamatan Kampar Kiri
Hilir dengan ibu kota: Sei.Pagar
8. Kecamatan Kampar Kiri
Hulu dengan ibu kota: Gema
9. Kecamatan Kampar Timur
dengan ibu kota: Kampar
10. Kecamatan Kampar Utara
dengan ibu kota: Desa Sawah
11. Kecamatan Perhentian
Raja dengan ibu kota: Pantai Raja
12. Kecamatan Rumbio Jaya
dengan ibu kota: Teratak
13. Kecamatan Salo dengan
ibu kota: Salo
14. Kecamatan Siak Hulu
denganbu kota: Pangkalanbaru
15. Kecamatan Tambang
dengan ibu kota: Sei.Pinang
16. Kecamatan Tapung
dengan ibu kota: Petapahan
17. Kecamatan Tapung Hilir
dengan ibu kota: Pantai Cermin
18. Kecamatan Tapung Hulu
dengan ibu kota: Sinama Nenek
19. Kecamatan XIII Koto
Kampar dengan ibu kota: Batu Besurat
20. Kecamatan Kampar Kiri
Tengah dengan ibu kota: Simalinyang
21. Kecamatan Koto Kampar
Hulu dengan ibukota: Tanjung
Kabupaten Kampar memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah utara
berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Ilir
2. Sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi
3. Sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera barat.
4. Sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Palalawan dan Kabupaten Siak.
Peta Kabupaten Kampar Riau
Kabupaten Kampar di Propinsi Riau memiliki julukan sebagai ‘negeri serambi Makkah’. Julukan lainnya yang juga diberikan kepada
kabupaten ini adalah ‘bumi sarimadu’. Sementara secara garis lintang, kabupaten
ini terletak pada 1°00’40” LU sampai 0°27’00” LS dan 100°28’30” – 101°14’30”
BT, serta memiliki iklim tropis. Suhu rendah terjadi pada bulan November dan
Desember dengan capaian sebesar 21 °C, sementara cuaca memanas terjadi pada
bulan Juli dengan suhu sekitar 35 °C.
Kabupaten Kampar, Riau dialiri oleh beberapa sungai baik sungai besar
maupun sungai kecil. Sungai Kampar merupakan salah satu sungai terbesar di
kawasan ini yang menjadi daerah pusat pembangkit listrik. Sungai ini rata-rata
memiliki panjangnya ± 413,5 km, kedalaman rata-rata 7,7 meter dan lebar
rata-rata mencapai 143 meter. Selain Sungai Kampar, Sungai Siak juga mengaliri
kabupaten yang satu ini. Sungai Siak di Kabupaten Kampar melintasi daerah
Tapung, Kampar. Sungai-sungai tersebut digunakan untuk berbagai fungsi seperti
perhubungan, pembangkit listrik, budi daya perikanan, sumber air bersih dan
sebagainya.
Sejarah, etnis maupun budaya masyarakat Kabupaten Kampar sangat mirip
dengan budaya Minang, Sumatera Barat terutama sekali daerah Luhak Limopuluah.
Hal ini disebabkan karena kawasan Kampar baru terpisah dari daerah Minang pada
masa penjajah Jepang pada tahun 1942. Kabupaten Kampar memiliki beberapa suku
diantaranya Melayu, Jawa, Minang, Batak dan sebagainya. Suku Minang yang datang
ke Kampar umumnya mereka bermata pencaharian sebagai pedagang.
Kabupaten Kampar sangat kaya dengan budaya dan tempat-tempat wisata budaya
yang menarik dan bersejarah. Beberapa objek wisata yang bisa Anda kunjungi saat
berada di kabupaten tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Candi Muara Takus
Candi ini berada 130 km dari Pekanbaru, tepatnya di tempat pertemuan sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Tempat ini merupakan candi Budha kuno yang merupakan peninggalan sejarah. Candi ini ditemukan oleh amtropolog dari Belanda pada tahun 1893, dipercayai bahwa cansi ini telah dibangun sekitar 7 abad sebelum tahun penemuan.
Namun sangat diyakini bahwa Candi Muara Takus adalah barang peninggalan sejarah beberapa abad yang lalu dan samgat dipercayai oleh masyarakat beragama Budha. Pada tahun 1935, seorang Belanda bernama FM. Schnitger mengunjungi candi dan menyaksikan sesuatu yang aneh. Sepanjang malam dibawah sinar bulan, sekawanan gajah tiba-tiba mendekat dan menundukkan kepala di dekat reruntuhan.
Candi ini berada 130 km dari Pekanbaru, tepatnya di tempat pertemuan sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Tempat ini merupakan candi Budha kuno yang merupakan peninggalan sejarah. Candi ini ditemukan oleh amtropolog dari Belanda pada tahun 1893, dipercayai bahwa cansi ini telah dibangun sekitar 7 abad sebelum tahun penemuan.
Namun sangat diyakini bahwa Candi Muara Takus adalah barang peninggalan sejarah beberapa abad yang lalu dan samgat dipercayai oleh masyarakat beragama Budha. Pada tahun 1935, seorang Belanda bernama FM. Schnitger mengunjungi candi dan menyaksikan sesuatu yang aneh. Sepanjang malam dibawah sinar bulan, sekawanan gajah tiba-tiba mendekat dan menundukkan kepala di dekat reruntuhan.
2. Danau Koto Panjang
Danau ini terletak sekitar 15 km dari Kota Bangkinang, atau 100 km dari Pekanbaru. Danau ini merupakan danau buatan manusia yang tujuannya adalah sebagai waduk untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air – yang mengumpulkan air sejumlah 12.400 ha, dan terdapat 3 pulau di dalamnya.
Danau ini terletak sekitar 15 km dari Kota Bangkinang, atau 100 km dari Pekanbaru. Danau ini merupakan danau buatan manusia yang tujuannya adalah sebagai waduk untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air – yang mengumpulkan air sejumlah 12.400 ha, dan terdapat 3 pulau di dalamnya.
3. Gunung Sahilan
Terletak 70 km dari Pekanbaru, merupakan sebuah rumah untuk mengingat bekas kerajaan pada masa lalu yang disebut dengan nama Gunung Sahilan.
Terletak 70 km dari Pekanbaru, merupakan sebuah rumah untuk mengingat bekas kerajaan pada masa lalu yang disebut dengan nama Gunung Sahilan.
4. Mandi Potang Balimau
Ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan penduduk Melayu di Kampar – yang diadakan di Sungai Batang Kampar dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Tujuannya adalah untuk mensucikan hati dan jiwa dan mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan.
Mandi Balimau merupakan salah satu budaya Kampar yang cukup dikenal. Tradisi ini banyak dilakukan pada saat menjelang bulan Ramadhan tiba. Biasanya penduduk akan mengadakan acara mandi bersama di daerah sungai dengan diiringi berbagai bentuk hiburan. Dulunya tradisi ini merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk yang dipercaya akan mampu membersihkan diri seseorang sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan penduduk Melayu di Kampar – yang diadakan di Sungai Batang Kampar dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Tujuannya adalah untuk mensucikan hati dan jiwa dan mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan.
Mandi Balimau merupakan salah satu budaya Kampar yang cukup dikenal. Tradisi ini banyak dilakukan pada saat menjelang bulan Ramadhan tiba. Biasanya penduduk akan mengadakan acara mandi bersama di daerah sungai dengan diiringi berbagai bentuk hiburan. Dulunya tradisi ini merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk yang dipercaya akan mampu membersihkan diri seseorang sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
5. Mauwo
Adalah sebuah tradisi masyarakat Kampar untuk menangkap ikan di sebuah danau bernama ‘Bakuok’. Selama upacara ini, hampir seluruh permukaan dipenuhi oleh sampan yang diisi oleh banyak orang, setiap sampan terdiri dari beberapa orang yang mendayung dan menyebarkan jala untuk menangkap ikan.
Adalah sebuah tradisi masyarakat Kampar untuk menangkap ikan di sebuah danau bernama ‘Bakuok’. Selama upacara ini, hampir seluruh permukaan dipenuhi oleh sampan yang diisi oleh banyak orang, setiap sampan terdiri dari beberapa orang yang mendayung dan menyebarkan jala untuk menangkap ikan.
Kampar juga kaya dengan musik-musik tradisional seperti Talempong Kampar atau Calempong
Kampar yang merupakan alunan alat musik khas
Kampar.
Lambang Kampar terbagi atas 9 bagian, yaitu:
1. Empat petak dalam
perisai
2. Tiga garis putih di
tengah
3. Bintang lima dengan
dua tangkai padi
4. Rusa
5. Menara sumur
6. Dua buah gerobak lori
7. Empat puncak benteng
8. Pohon karet
9. Peta kabupaten Kampar
Adapun arti lambang tersebut adalah:
§
BENTENG DAN PERISAI adalah
melambangkan kekuatan dan kekebalan rakyat dalam berjuang dan membangun
melambangkan kekuatan dan kekebalan rakyat dalam berjuang dan membangun
§
BATU BERSUSUN adalah
melambangkan persatuan Nasional yang kuat, kokoh, serta menimbulkan inspirasi membangun
melambangkan persatuan Nasional yang kuat, kokoh, serta menimbulkan inspirasi membangun
§
TUJUH BELAS BUAH BATU BERSUSUN adalah
menunjukan tanggal tujuh belas hari proklamasi
menunjukan tanggal tujuh belas hari proklamasi
§
DELAPAN BUAH BATU BATA adalah
menunjukan bulan delapan (bulan Agustus) serta EMPAT dan LIMA buah dibawah menunjukan tahun 45 (1945)
menunjukan bulan delapan (bulan Agustus) serta EMPAT dan LIMA buah dibawah menunjukan tahun 45 (1945)
§
SATU PINTU GERBANG adalah
melambangkan pintu kemakmuran
melambangkan pintu kemakmuran
§
BINTANG BERSUDUT LIMA adalah
melambangkan Pancasila
melambangkan Pancasila
§
POHON KARET adalah
melambangkan sumber dari kemakmuran rakyat
melambangkan sumber dari kemakmuran rakyat
§
TUJUH BELAS BUTIR PADI dalam setangkai dan LIMA CABANG POHON KARET adalah
melambangkan bahwa negara Republik Indonesia diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila
melambangkan bahwa negara Republik Indonesia diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila
§
EMPAT BUAH PUNCAK BENTENG adalah
melambangkan adat istiadat yang menjiwai prikehidupan rakyat
melambangkan adat istiadat yang menjiwai prikehidupan rakyat
§
RUSA adalah
melambangkan sifat-sifat ketangkasan, kecakapan, kelincahan dan keuletan
melambangkan sifat-sifat ketangkasan, kecakapan, kelincahan dan keuletan
§
PETA KABUPATEN KAMPAR adalah
menyatakan daerah kabupaten kampar
menyatakan daerah kabupaten kampar
§
MENARA MINYAK DAN TANGKI adalah
melambangkan kekayaan alamnya dengan gas bumi
melambangkan kekayaan alamnya dengan gas bumi
§
SATU LORENS dengan DUA GEROBAK LORI adalah
melambangkan kekayaan alamnya dengan bahan-bahan logam
melambangkan kekayaan alamnya dengan bahan-bahan logam
Kampar disebut Serambi Mekah di Riau, tapi lambangnya tak menunjukkan itu.
BalasHapus