Kamis, 28 Maret 2013

Kabupaten Indragiri Hilir


Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau yang dahulunya merupakan bagian dari Kabupaten Indragiri Hulu. Indragiri Hilir resmi menjadi daerah tingkat II setelah lahirnya Undang-undang No. 6 Tahun 1965 pada tanggal 14 Juni tahun 1965 (LN RI No. 49 ). Ibu kota kabupaten Indragiri Hilir adalah Tembilahan. Luas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir atau biasa disingkat dengan Inhil yang diambil dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Inhil adalah seluas 18. 812,97 Km2. Kabupaten yang merupakan tempat kelahiran Rusli Zainal (gubernur Riau 2008-2013) tersebut memiliki posisi wilayah pada 0 36′ LU-1 07′ LS dan 104 10′ BT-102 30′ BT. Kabupaten ini memiliki 20 daerah kecamatan, 174 desa dan 18 kelurahan dengan batas-batas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara: Kabupaten Pelalawan.
2. Sebelah Selatan: Kab. Tanjung Jabung dan Propinsi Jambi.
3. Sebelah Barat: Kabupaten Indragiri Hulu.
4. Sebelah Timur: Propinsi Kepulauan Riau.

Lebih dari 93% dari luas Kabupaten Inhil merupakan daerah dataran rendah, rawa-rawa, mangrove, tanah gambut dan daerah endapan sungai. Bentuk fisiografi Kabupaten Inhil terbelah-belah oleh beberapa sungai dan terusan, sehingga daerahnya membentuk gugusan pulau-pulau. Sungai Indragiri merupakan sungai terbesar di kabupaten tersebut yang memiliki hulu di daerah pegunungan Bukit Barisan. Karena banyaknya jumlah sungai yang ada di daerah Inhil, kabupaten ini mendapat julukan ‘kota seribu parit’ atau saat ini lebih dikenal dengan nama ‘kota seribu jembatan’. Bila Anda menempuh perjalanan darat menuju Kabupaten Inhil, maka Anda akan menemukan lebih dari 100 buah jembatan yang akan dilalui sebelum sampai di di pusat kota. Sungai-sungai lainnya yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir diantaranya adalah :
1. Sungai Guntung,
2. Sungai kateman,
3. Sungai Danai,
4. Sungai Gaung,
5. Sungai Anak Serka,
6. Sungai Batang Tuaka,
7. Sungai Enok,
8. Sungai Batang,
9. Sungai Gangsal
Daerah Inhil umumnya memiliki bentuk tanah tanah Organosol atau Histosil, yakni tanah gambut yang memiliki banyak kandungan bahan organik sehingga di Inhil ditemukan banyak hutan rawa primer, hutan pematang, hutan rawa sekunder dan hutan pasang surut. Berdasarkan geografis wilayahnya yang dikelilingi oleh daerah perairan, maka Kabupaten Inhil sangat berpotensi di bidang budidaya perikanan. Para investor pun memiliki peluang yang besar untuk menanamkan investasi di bidang penangkapan maupun pengolahan industri hilir. Budidaya seperti tambak, keramba dan ikan merupakan bidang yang cukup prospek dikembangkan di Kabupaten Indragiri Hilir.
Kabupaten Inhil memiliki sedikitnya empat daerah pelabuhan dan sungai yang memiliki orientasi perdagangan ke luar negeri. Ke empat pelabuhan tersebut adalah Kuala Gaung, Kuala Enok, Sungai Guntung serta Pelabuhan Parit 21 Tembilahan. Jarak tempuh dari Inhil keluar negeri sangat dekat. Dari bagian selatan kabupaten bisa ditempuh perjalanan ke Singapura selama 2,5 jam saja dengan menggunakan kendaraan air speed boat. Jalur-jalur laut di Inhil dilalui oleh kapal-kapal internasional yang memiliki tujuan pelayaran ke Asia dan Eropa. Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki akses jalur transportasi udara. Bandar udara Tempuling merupakan bandara yang melayani rute perjalanan regional di Kabupaten Inhil. Bandara ini juga digunakan untuk mengangkut jamaah haji menuju bandar udara di Batam.
Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir umumnya beragama Islam. Agama yang lain seperti Budha dan Kristen juga ditemukan di daerah ini. Di samping suku melayu asli yang mendiami daerah ini, di Inhil juga kita temukan banyak sekali suku Banjar dan suku Bugis. Sehingga tak heran jika bahasa Banjar menjadi salah satu bahasa yang akrab kita dengar di Inhil. Bahasa lain yang digunakan adalah bahasa Melayu, Indonesia, dan bahasa Bugis. Selain dikenal sebagai daerah dengan penghasil sumber daya laut yang cukup besar, Indragiri Hilir juga dikenal sebagai tempat berbelanja barang-barang second impor dengan kualitas yang cukup bagus. Barang-barang seperti pakaian, tempat tidur, aneka aksesoris seperti tas, sepatu, topi, switer dan sebagainya dengan kualitas second luar negeri ada banyak dijual di daerah ini. Maka tak jarang para wisatawan berburu barang-barang ini saat mereka berkunjung ke Indragiri Hilir.

Lambang Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil)
Lambang Kabupaten Indragiri Hilir
Motif-motif yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai pengertian sebagai berikut :
A. Sket Puri Tujuh :
Melambangkan aspek sejarah/kebudayaan daerah Kabupaten Indragiri Hilir pada periode Melayu Tua seperiode dengan kerajaan Sriwijaya, maka di Indragiri Hilir ada sebuah Kerajaan Melayu yang bernama Keritang terkenal karena Puri Tujuh yang Gapura (Pintu Gerbang) sebanyak tujuh lapis. Dapat pula diartikan sebagai sampiran bahwa di daerah Kabupaten Indragiri Hilir mengalir tujuh buah sungai besar. Landasan Puri Tujuh yaitu Sket Perahu dengan Perigi memiliki nilai historis yaitu kebesaran Indragiri Hilir lama, juga mempunyai makna masa depan kejayaan di laut dan di sungai dengan semangat yang tidak kunjung padam.
B. Warna Dasar Hijau Daun Tua :
Melambangkan kesuburan tanah Indragiri Hilir.
C. Simpul Tali 65 Pintal :
Melambangkan persatuan rakyat.
Tahun terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
D. Padi dan Kelapa :
Melambangkan hasil utama daerah Kabupaten Indragiri Hilir
Empat belas butir padi merupakan tanggal terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
Enam buah bibit kelapa merupakan bulan terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
E. Gelombang 5 Lapis :
Melambangkan bahwa Indragiri Hilir adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berfalsafah Pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar