Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau
yang dahulunya merupakan bagian dari Kabupaten Indragiri Hulu. Indragiri Hilir
resmi menjadi daerah tingkat II setelah lahirnya Undang-undang No. 6 Tahun 1965
pada tanggal 14 Juni tahun 1965 (LN RI No. 49 ). Ibu kota kabupaten Indragiri
Hilir adalah Tembilahan. Luas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir atau biasa
disingkat dengan Inhil yang diambil dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Inhil
adalah seluas 18. 812,97 Km2. Kabupaten yang merupakan tempat kelahiran Rusli
Zainal (gubernur Riau 2008-2013) tersebut memiliki posisi wilayah pada 0 36′
LU-1 07′ LS dan 104 10′ BT-102 30′ BT. Kabupaten ini memiliki 20 daerah
kecamatan, 174 desa dan 18 kelurahan dengan batas-batas wilayah Kabupaten
Indragiri Hilir adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara: Kabupaten Pelalawan.
2. Sebelah Selatan: Kab. Tanjung Jabung dan Propinsi Jambi.
3. Sebelah Barat: Kabupaten Indragiri Hulu.
4. Sebelah Timur: Propinsi Kepulauan Riau.
1. Sebelah Utara: Kabupaten Pelalawan.
2. Sebelah Selatan: Kab. Tanjung Jabung dan Propinsi Jambi.
3. Sebelah Barat: Kabupaten Indragiri Hulu.
4. Sebelah Timur: Propinsi Kepulauan Riau.
Lebih dari 93% dari luas Kabupaten Inhil merupakan daerah dataran rendah,
rawa-rawa, mangrove, tanah gambut dan daerah endapan sungai. Bentuk fisiografi
Kabupaten Inhil terbelah-belah oleh beberapa sungai dan terusan, sehingga
daerahnya membentuk gugusan pulau-pulau. Sungai Indragiri merupakan sungai
terbesar di kabupaten tersebut yang memiliki hulu di daerah pegunungan Bukit
Barisan. Karena banyaknya jumlah sungai yang ada di daerah Inhil, kabupaten ini
mendapat julukan ‘kota seribu parit’ atau saat ini lebih dikenal dengan nama
‘kota seribu jembatan’. Bila Anda menempuh perjalanan darat menuju Kabupaten
Inhil, maka Anda akan menemukan lebih dari 100 buah jembatan yang akan dilalui
sebelum sampai di di pusat kota. Sungai-sungai lainnya yang ada di Kabupaten
Indragiri Hilir diantaranya adalah :
1. Sungai Guntung,
2. Sungai kateman,
3. Sungai Danai,
4. Sungai Gaung,
5. Sungai Anak Serka,
6. Sungai Batang Tuaka,
7. Sungai Enok,
8. Sungai Batang,
9. Sungai Gangsal
1. Sungai Guntung,
2. Sungai kateman,
3. Sungai Danai,
4. Sungai Gaung,
5. Sungai Anak Serka,
6. Sungai Batang Tuaka,
7. Sungai Enok,
8. Sungai Batang,
9. Sungai Gangsal
Daerah Inhil umumnya memiliki bentuk tanah tanah Organosol atau Histosil,
yakni tanah gambut yang memiliki banyak kandungan bahan organik sehingga di
Inhil ditemukan banyak hutan rawa primer, hutan pematang, hutan rawa sekunder
dan hutan pasang surut. Berdasarkan geografis wilayahnya yang dikelilingi oleh
daerah perairan, maka Kabupaten Inhil sangat berpotensi di bidang budidaya
perikanan. Para investor pun memiliki peluang yang besar untuk menanamkan
investasi di bidang penangkapan maupun pengolahan industri hilir. Budidaya
seperti tambak, keramba dan ikan merupakan bidang yang cukup prospek
dikembangkan di Kabupaten Indragiri Hilir.
Kabupaten Inhil memiliki sedikitnya empat daerah pelabuhan dan sungai yang
memiliki orientasi perdagangan ke luar negeri. Ke empat pelabuhan tersebut
adalah Kuala Gaung, Kuala Enok, Sungai Guntung serta Pelabuhan Parit 21
Tembilahan. Jarak tempuh dari Inhil keluar negeri sangat dekat. Dari bagian
selatan kabupaten bisa ditempuh perjalanan ke Singapura selama 2,5 jam saja
dengan menggunakan kendaraan air speed boat. Jalur-jalur laut di Inhil dilalui
oleh kapal-kapal internasional yang memiliki tujuan pelayaran ke Asia dan
Eropa. Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki akses jalur transportasi udara.
Bandar udara Tempuling merupakan bandara yang melayani rute perjalanan regional
di Kabupaten Inhil. Bandara ini juga digunakan untuk mengangkut jamaah haji
menuju bandar udara di Batam.
Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir umumnya beragama Islam. Agama yang lain
seperti Budha dan Kristen juga ditemukan di daerah ini. Di samping suku melayu
asli yang mendiami daerah ini, di Inhil juga kita temukan banyak sekali suku
Banjar dan suku Bugis. Sehingga tak heran jika bahasa Banjar menjadi salah satu
bahasa yang akrab kita dengar di Inhil. Bahasa lain yang digunakan adalah
bahasa Melayu, Indonesia, dan bahasa Bugis. Selain dikenal sebagai daerah
dengan penghasil sumber daya laut yang cukup besar, Indragiri Hilir juga
dikenal sebagai tempat berbelanja barang-barang second impor dengan kualitas
yang cukup bagus. Barang-barang seperti pakaian, tempat tidur, aneka aksesoris
seperti tas, sepatu, topi, switer dan sebagainya dengan kualitas second luar
negeri ada banyak dijual di daerah ini. Maka tak jarang para wisatawan berburu
barang-barang ini saat mereka berkunjung ke Indragiri Hilir.
Lambang Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil)
Lambang Kabupaten Indragiri Hilir
Motif-motif yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai pengertian sebagai berikut :
Motif-motif yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai pengertian sebagai berikut :
A. Sket Puri Tujuh :
Melambangkan aspek sejarah/kebudayaan daerah Kabupaten Indragiri Hilir pada periode Melayu Tua seperiode dengan kerajaan Sriwijaya, maka di Indragiri Hilir ada sebuah Kerajaan Melayu yang bernama Keritang terkenal karena Puri Tujuh yang Gapura (Pintu Gerbang) sebanyak tujuh lapis. Dapat pula diartikan sebagai sampiran bahwa di daerah Kabupaten Indragiri Hilir mengalir tujuh buah sungai besar. Landasan Puri Tujuh yaitu Sket Perahu dengan Perigi memiliki nilai historis yaitu kebesaran Indragiri Hilir lama, juga mempunyai makna masa depan kejayaan di laut dan di sungai dengan semangat yang tidak kunjung padam.
Melambangkan aspek sejarah/kebudayaan daerah Kabupaten Indragiri Hilir pada periode Melayu Tua seperiode dengan kerajaan Sriwijaya, maka di Indragiri Hilir ada sebuah Kerajaan Melayu yang bernama Keritang terkenal karena Puri Tujuh yang Gapura (Pintu Gerbang) sebanyak tujuh lapis. Dapat pula diartikan sebagai sampiran bahwa di daerah Kabupaten Indragiri Hilir mengalir tujuh buah sungai besar. Landasan Puri Tujuh yaitu Sket Perahu dengan Perigi memiliki nilai historis yaitu kebesaran Indragiri Hilir lama, juga mempunyai makna masa depan kejayaan di laut dan di sungai dengan semangat yang tidak kunjung padam.
B. Warna Dasar Hijau Daun Tua :
Melambangkan kesuburan tanah Indragiri Hilir.
Melambangkan kesuburan tanah Indragiri Hilir.
C. Simpul Tali 65 Pintal :
Melambangkan persatuan rakyat.
Tahun terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
Melambangkan persatuan rakyat.
Tahun terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
D. Padi dan Kelapa :
Melambangkan hasil utama daerah Kabupaten Indragiri Hilir
Empat belas butir padi merupakan tanggal terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
Enam buah bibit kelapa merupakan bulan terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
Melambangkan hasil utama daerah Kabupaten Indragiri Hilir
Empat belas butir padi merupakan tanggal terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
Enam buah bibit kelapa merupakan bulan terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
E. Gelombang 5 Lapis :
Melambangkan bahwa Indragiri Hilir adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berfalsafah Pancasila.
Melambangkan bahwa Indragiri Hilir adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berfalsafah Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar