Kamis, 28 Maret 2013

Kabupaten Kampar


Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau yang memiliki luas wilayah cukup besar dibanding kabupaten lainnya yang ada di Riau. Kabupaten Kampar memiliki luas daerah sebesar 10.983,47 km² dengan ibu kota kabupaten berada di Kota Bangkinang. Kampar sedikitnya memiliki 21 daerah kecamatan, 8 daerah kelurahan dan 242 daerah desa. Daerah-daerah ini dipadati jumlah penduduk secara total sebesar 783.248 Jiwa (Permendagri No.66 Tahun 2011). Adapun ke 21 daerah kecamatan di Kampar tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Kecamatan Bangkinang dengan ibu kota: Bangkinang
2.    Kecamatan Bangkinang Barat dengan ibu kota: Kuok
3.    Kecamatan Bangkinang Seberang dengan ibu kota: Muara Uwai
4.    Kecamatan Gunung Sahilan dengan ibu kota: Kebun Durian
5.    Kecamatan Kampar dengan ibu kota: Air Tiris
6.    Kecamatan Kampar Kiri dengan ibu kota: Lipat Kain
7.    Kecamatan Kampar Kiri Hilir dengan ibu kota: Sei.Pagar
8.    Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan ibu kota: Gema
9.    Kecamatan Kampar Timur dengan ibu kota: Kampar
10.  Kecamatan Kampar Utara dengan ibu kota: Desa Sawah
11.  Kecamatan Perhentian Raja dengan ibu kota: Pantai Raja
12.  Kecamatan Rumbio Jaya dengan ibu kota: Teratak
13.  Kecamatan Salo dengan ibu kota: Salo
14.  Kecamatan Siak Hulu denganbu kota: Pangkalanbaru
15.  Kecamatan Tambang dengan ibu kota: Sei.Pinang
16.  Kecamatan Tapung dengan ibu kota: Petapahan
17.  Kecamatan Tapung Hilir dengan ibu kota: Pantai Cermin
18.  Kecamatan Tapung Hulu dengan ibu kota: Sinama Nenek
19.  Kecamatan XIII Koto Kampar dengan ibu kota: Batu Besurat
20.  Kecamatan Kampar Kiri Tengah dengan ibu kota: Simalinyang
21.  Kecamatan Koto Kampar Hulu dengan ibukota: Tanjung
Kabupaten Kampar memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
1.    Sebelah utara berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Ilir
2.    Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi
3.    Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera barat.
4.    Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Palalawan dan Kabupaten Siak.

Peta Kabupaten Kampar Riau
Kabupaten Kampar di Propinsi Riau memiliki julukan sebagai ‘negeri serambi Makkah’. Julukan lainnya yang juga diberikan kepada kabupaten ini adalah ‘bumi sarimadu’. Sementara secara garis lintang, kabupaten ini terletak pada 1°00’40” LU sampai 0°27’00” LS dan 100°28’30” – 101°14’30” BT, serta memiliki iklim tropis. Suhu rendah terjadi pada bulan November dan Desember dengan capaian sebesar 21 °C, sementara cuaca memanas terjadi pada bulan Juli dengan suhu sekitar 35 °C.
Kabupaten Kampar, Riau dialiri oleh beberapa sungai baik sungai besar maupun sungai kecil. Sungai Kampar merupakan salah satu sungai terbesar di kawasan ini yang menjadi daerah pusat pembangkit listrik. Sungai ini rata-rata memiliki panjangnya ± 413,5 km, kedalaman rata-rata 7,7 meter dan lebar rata-rata mencapai 143 meter. Selain Sungai Kampar, Sungai Siak juga mengaliri kabupaten yang satu ini. Sungai Siak di Kabupaten Kampar melintasi daerah Tapung, Kampar. Sungai-sungai tersebut digunakan untuk berbagai fungsi seperti perhubungan, pembangkit listrik, budi daya perikanan, sumber air bersih dan sebagainya.
Sejarah, etnis maupun budaya masyarakat Kabupaten Kampar sangat mirip dengan budaya Minang, Sumatera Barat terutama sekali daerah Luhak Limopuluah. Hal ini disebabkan karena kawasan Kampar baru terpisah dari daerah Minang pada masa penjajah Jepang pada tahun 1942. Kabupaten Kampar memiliki beberapa suku diantaranya Melayu, Jawa, Minang, Batak dan sebagainya. Suku Minang yang datang ke Kampar umumnya mereka bermata pencaharian sebagai pedagang.
Kabupaten Kampar sangat kaya dengan budaya dan tempat-tempat wisata budaya yang menarik dan bersejarah. Beberapa objek wisata yang bisa Anda kunjungi saat berada di kabupaten tersebut antara lain sebagai berikut:
1.    Candi Muara Takus
Candi ini berada 130 km dari Pekanbaru, tepatnya di tempat pertemuan sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Tempat ini merupakan candi Budha kuno yang merupakan peninggalan sejarah. Candi ini ditemukan oleh amtropolog dari Belanda pada tahun 1893, dipercayai bahwa cansi ini telah dibangun sekitar 7 abad sebelum tahun penemuan.
Namun sangat diyakini bahwa Candi Muara Takus adalah barang peninggalan sejarah beberapa abad yang lalu dan samgat dipercayai oleh masyarakat beragama Budha. Pada tahun 1935, seorang Belanda bernama FM. Schnitger mengunjungi candi dan menyaksikan sesuatu yang aneh. Sepanjang malam dibawah sinar bulan, sekawanan gajah tiba-tiba mendekat dan menundukkan kepala di dekat reruntuhan.
2.    Danau Koto Panjang
Danau ini terletak sekitar 15 km dari Kota Bangkinang, atau 100 km dari Pekanbaru. Danau ini merupakan danau buatan manusia yang tujuannya adalah sebagai waduk untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air – yang mengumpulkan air sejumlah 12.400 ha, dan terdapat 3 pulau di dalamnya.
3.    Gunung Sahilan
Terletak 70 km dari Pekanbaru, merupakan sebuah rumah untuk mengingat bekas kerajaan pada masa lalu yang disebut dengan nama Gunung Sahilan.
4.    Mandi Potang Balimau
Ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan penduduk Melayu di Kampar – yang diadakan di Sungai Batang Kampar dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Tujuannya adalah untuk mensucikan hati dan jiwa dan mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan.
Mandi Balimau merupakan salah satu budaya Kampar yang cukup dikenal. Tradisi ini banyak dilakukan pada saat menjelang bulan Ramadhan tiba. Biasanya penduduk akan mengadakan acara mandi bersama di daerah sungai dengan diiringi berbagai bentuk hiburan. Dulunya tradisi ini merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk yang dipercaya akan mampu membersihkan diri seseorang sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
5.    Mauwo
Adalah sebuah tradisi masyarakat Kampar untuk menangkap ikan di sebuah danau bernama ‘Bakuok’. Selama upacara ini, hampir seluruh permukaan dipenuhi oleh sampan yang diisi oleh banyak orang, setiap sampan terdiri dari beberapa orang yang mendayung dan menyebarkan jala untuk menangkap ikan.
Kampar juga kaya dengan musik-musik tradisional seperti Talempong Kampar atau Calempong Kampar yang merupakan alunan alat musik khas Kampar.


Lambang Kampar terbagi atas 9 bagian, yaitu:
1.    Empat petak dalam perisai
2.    Tiga garis putih di tengah
3.    Bintang lima dengan dua tangkai padi
4.    Rusa
5.    Menara sumur
6.    Dua buah gerobak lori
7.    Empat puncak benteng
8.    Pohon karet
9.    Peta kabupaten Kampar
Adapun arti lambang tersebut adalah:
§  BENTENG DAN PERISAI adalah
melambangkan kekuatan dan kekebalan rakyat dalam berjuang dan membangun
§  BATU BERSUSUN adalah
melambangkan persatuan Nasional yang kuat, kokoh, serta menimbulkan inspirasi membangun
§  TUJUH BELAS BUAH BATU BERSUSUN adalah
menunjukan tanggal tujuh belas hari proklamasi
§  DELAPAN BUAH BATU BATA adalah
menunjukan bulan delapan (bulan Agustus) serta EMPAT dan LIMA buah dibawah menunjukan tahun 45 (1945)
§  SATU PINTU GERBANG adalah
melambangkan pintu kemakmuran
§  BINTANG BERSUDUT LIMA adalah
melambangkan Pancasila
§  POHON KARET adalah
melambangkan sumber dari kemakmuran rakyat
§  TUJUH BELAS BUTIR PADI dalam setangkai dan LIMA CABANG POHON KARET adalah
melambangkan bahwa negara Republik Indonesia diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila
§  EMPAT BUAH PUNCAK BENTENG adalah
melambangkan adat istiadat yang menjiwai prikehidupan rakyat
§  RUSA adalah
melambangkan sifat-sifat ketangkasan, kecakapan, kelincahan dan keuletan
§  PETA KABUPATEN KAMPAR adalah
menyatakan daerah kabupaten kampar
§  MENARA MINYAK DAN TANGKI adalah
melambangkan kekayaan alamnya dengan gas bumi
§  SATU LORENS dengan DUA GEROBAK LORI adalah
melambangkan kekayaan alamnya dengan bahan-bahan logam

Kabupaten Kuantan Singingi


Kabupaten Kuantan Singingi merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi Riau yang dulunya tergabung ke dalam wilayah Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi beribu kota di Taluk Kuantan. Kabupaten tersebut memiliki luas wilayah sebesar 6.235,04 km2. Jumlah penduduk Kabupaten Kuansing pada tahun 2012 tercatat sebanyak 451.234 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 72,37 jiwa/km2. Secara administratif, Kabupaten Kuantan Singingi terdiri atas 12 daerah kecamatan dan 199 daerah desa dan kelurahan. Kabupaten Kuansing juga dikenal sebagai salah satu kabupaten tempat perantauan suku Minangkabau dari Sumetera Barat. Sehingga tak heran jika bahasa dan adat istiadat masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi cukup dipengaruhi oleh kebudayaan Minangkabau.
Secara geografis, Kabupaten Kuantan Singingi memiliki batas-batas sebagai berikut:
1.    Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan
2.    Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi
3.    Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat
4.    Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu
Penduduk mayoritas dari Kabupaten Kuantan Singingi adalah Suku Melayu yang pada umumnya bermukim di kawasan perbatasan bagian Timur. Masyarakat transmigran yang umumnya berasal dari Jawa juga cukup banyak tersebar di Kabupaten Kuantan Singingi. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah bertani, sebagian yang lain bekerja di bidang jasa, pegawai, perdagangan serta pegawai negeri.
Kabupaten Kuantan Singingi memiliki iklim tropis. Musim hujan terjadi antara bulan September hingga bulan Februari. Curah hujan tertinggi berada pada bulan Desember. Sementara musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret hingga bulan Agustus. Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi terdiri atas daerah dataran rendan dan juga dataran tinggi. Ketinggian dataran tinggi kira-kira 400 m dari permukaan laut. Dataran tinggi Kuantan Singingi umumnya berangin serta berbukit. Dataran tinggi yang berbukit tersebut mencapai ketinggian antara 400 hingga 800 m di atas permukaan laut. Kawasan ini juga termasuk ke dalam jajaran dari Bukit Barisan.
Nama Kuantan Singingi diambil dari dua nama sungai yang mengaliri daerah tersebut, yakni masing-masing Sungai Kuantan dan Sungai Singingi. Dua sungai tersebut memiliki fungsi yang sangat penting untuk kehidupan masyarakat Kuansing, yakni sebagai sarana transportasi, sumber air bersih, budi daya perikanan, sumber pembangkit listrik dan sebagainya. Daerah Aliran Sungai (DAS) dari kedua sungai tersebut mengaliri 9 daerah kecamatan di kabupaten tersebut, diantaranya adalah Kecamatan Cerenti, Kecamatan Inuman, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Pangean, Kecamatan Benai, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Mudik dan Kecamatan Hulu Kuantan. 
Kabupaten Kuansing memiliki sumber pertambangan yang cukup potensial, diantaranya adalah pertambangan emas, batu bara, gas alam, kaolin, pasir sungai dan sebagainya. Sementara untuk pertanian, Kuantan Singingi cukup banyak menghasilkan sawit, karet, perabotan rumah tangga, makanan tradisional dan sebagainya. Kabupaten Kuantan Singingi juga cukup kaya dengan nilai-nilai budaya lokal dan objek wisata. Diantara beberapa jenis objek wisata menarik di kabupaten tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban yang berada di Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, yakni jaraknya sekitar 37 km dari Taluk Kuantan. Kawasan wisata ini merupakan sebuah wisata air terjun yang memiliki tingkat tujuh. Dimana aliran sungainya terus mengalir ke Batang Kuantan.
2.    Pertunjukan Pacu Jalur yang sudah diakui sebagai salah satu kebudayaan nasional. Pertunjukan ini diadakan setiap tahun dengan lokasi di sekitar Sungai Kuantan. Pertunjukan ini berupa perlombaan mendayung menggunakan sampan atau perahu yang panjang di tengah Sungai Kuantan. Mirip dengan perlombaan Perahu Naga yang ada di Malaysia.
3.    Perahu Baganduang Kuansing merupakan salah satu atraksi budaya dan perayaan masyarakat Kuantan yang ditandai dengan pertunjukan parade sampan tradisional Kuantan yang dihiasi dengan berbagai bentuk ornamen serta warna-warna yang menarik.
4.    Randai juga merupakan kesenian khas dari Minangkabau yang dikenal di masyarakat Kuantan Singingi. Kesenian ini merupakan perpaduan antara seni bela diri dengan seni tarian yang biasanya diiringi dengan musik tradisional.


Lambang Daerah Kabupaten Kuantan Singingi berbentuk perisai dan terbagi atas lima bagian yaitu :
1.    Rantai yang berjumlah 45 yang melingkari lambang
2.    Padi berjumlah 12 dan kapas berjumlah 10
3.    Mesjid, Balai adat, jalur dengan air yang beriak lima lapis dalam lingkaran yang dikelilingi bintang berjumlah sembilan pada bagian kanan dan sembilan pada bagian kiri
4.    Pita berjumlah 3 yang disusun berupa penopang
5.    Keris berhulu kepala burung ” Burung Serindit ”
Dalam lambang daerah pada pita yang horizontal ditulis kata ” BASATU NOGORI MAJU” dengan warna hitam yang berarti “Bersatu Negeri Maju”.
WARNA LAMBANG
Warna utama yang dipergunakan adalah hijau, kuning, putih dan orange sedikit mempergunakan warna hitam dan biru .
ARTI LAMBANG
Lambang Daerah Kabupaten Kuantan Singingi berbentuk perisai yang terbagi dalam lima bagian yaitu :
1.    Mata rantai yang tak terputus yang berjumlah 45 melambangkan persatuan bangsa yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 .
2.    Padi berjumlah 12, kapas berjumlah 10 dan bintang berjumlah sembilan pada kanan dan sembilan pada bagian kiri mengingatkan pada hari jadi Kabupaten Kuantan Singingi tanggal 12 Oktober 1999.
3.    Mesjid, Balai adat dan bintang melambangkan keyakinan dan ketaatan serta budaya menjalankan perintah Agama .
4.    Jalur melambangkan kebesaran rakyat Kuantan Singingi berbudaya tinggi, sedangkan riak air lima lapis melambangkan Kuantan Singingi kaya dengan sumber penghidupan dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia
5.    Pita berjumlah 3 melambangkan persatuan dan kesatuan rakyat Kuantan Singingi yang dinamis antara tiga unsur kemasyarakatan yaitu unsur pemerintah, unsur adat dan unsur agama sebagai dasar pengembangan kehidupan rakyat Kuantan Singingi yang dikenal dengan Tali Bapilin Tigo
6.    Keris berhulu kepala burung serindit melambangkan kepahlawanan rakyat Kuantan Singingi berdasarkan kepada kebijakan dan kebenaran.

ARTI WARNA
Lambang Daerah Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari beberapa warna :
1.    Hijau melambangkan kesuburan
2.    Kuning melambangkan kesejahteraan
3.    Merah melambangkan keberanian
4.    Putih melambangkan kesucian hati
5.    Hitam melambangkan keteguhan hati.
6.    Biru melambangkan kreatifitas dan kecerdasan .

Kabupaten Indragiri Hilir


Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau yang dahulunya merupakan bagian dari Kabupaten Indragiri Hulu. Indragiri Hilir resmi menjadi daerah tingkat II setelah lahirnya Undang-undang No. 6 Tahun 1965 pada tanggal 14 Juni tahun 1965 (LN RI No. 49 ). Ibu kota kabupaten Indragiri Hilir adalah Tembilahan. Luas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir atau biasa disingkat dengan Inhil yang diambil dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Inhil adalah seluas 18. 812,97 Km2. Kabupaten yang merupakan tempat kelahiran Rusli Zainal (gubernur Riau 2008-2013) tersebut memiliki posisi wilayah pada 0 36′ LU-1 07′ LS dan 104 10′ BT-102 30′ BT. Kabupaten ini memiliki 20 daerah kecamatan, 174 desa dan 18 kelurahan dengan batas-batas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara: Kabupaten Pelalawan.
2. Sebelah Selatan: Kab. Tanjung Jabung dan Propinsi Jambi.
3. Sebelah Barat: Kabupaten Indragiri Hulu.
4. Sebelah Timur: Propinsi Kepulauan Riau.

Lebih dari 93% dari luas Kabupaten Inhil merupakan daerah dataran rendah, rawa-rawa, mangrove, tanah gambut dan daerah endapan sungai. Bentuk fisiografi Kabupaten Inhil terbelah-belah oleh beberapa sungai dan terusan, sehingga daerahnya membentuk gugusan pulau-pulau. Sungai Indragiri merupakan sungai terbesar di kabupaten tersebut yang memiliki hulu di daerah pegunungan Bukit Barisan. Karena banyaknya jumlah sungai yang ada di daerah Inhil, kabupaten ini mendapat julukan ‘kota seribu parit’ atau saat ini lebih dikenal dengan nama ‘kota seribu jembatan’. Bila Anda menempuh perjalanan darat menuju Kabupaten Inhil, maka Anda akan menemukan lebih dari 100 buah jembatan yang akan dilalui sebelum sampai di di pusat kota. Sungai-sungai lainnya yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir diantaranya adalah :
1. Sungai Guntung,
2. Sungai kateman,
3. Sungai Danai,
4. Sungai Gaung,
5. Sungai Anak Serka,
6. Sungai Batang Tuaka,
7. Sungai Enok,
8. Sungai Batang,
9. Sungai Gangsal
Daerah Inhil umumnya memiliki bentuk tanah tanah Organosol atau Histosil, yakni tanah gambut yang memiliki banyak kandungan bahan organik sehingga di Inhil ditemukan banyak hutan rawa primer, hutan pematang, hutan rawa sekunder dan hutan pasang surut. Berdasarkan geografis wilayahnya yang dikelilingi oleh daerah perairan, maka Kabupaten Inhil sangat berpotensi di bidang budidaya perikanan. Para investor pun memiliki peluang yang besar untuk menanamkan investasi di bidang penangkapan maupun pengolahan industri hilir. Budidaya seperti tambak, keramba dan ikan merupakan bidang yang cukup prospek dikembangkan di Kabupaten Indragiri Hilir.
Kabupaten Inhil memiliki sedikitnya empat daerah pelabuhan dan sungai yang memiliki orientasi perdagangan ke luar negeri. Ke empat pelabuhan tersebut adalah Kuala Gaung, Kuala Enok, Sungai Guntung serta Pelabuhan Parit 21 Tembilahan. Jarak tempuh dari Inhil keluar negeri sangat dekat. Dari bagian selatan kabupaten bisa ditempuh perjalanan ke Singapura selama 2,5 jam saja dengan menggunakan kendaraan air speed boat. Jalur-jalur laut di Inhil dilalui oleh kapal-kapal internasional yang memiliki tujuan pelayaran ke Asia dan Eropa. Kabupaten Indragiri Hilir juga memiliki akses jalur transportasi udara. Bandar udara Tempuling merupakan bandara yang melayani rute perjalanan regional di Kabupaten Inhil. Bandara ini juga digunakan untuk mengangkut jamaah haji menuju bandar udara di Batam.
Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir umumnya beragama Islam. Agama yang lain seperti Budha dan Kristen juga ditemukan di daerah ini. Di samping suku melayu asli yang mendiami daerah ini, di Inhil juga kita temukan banyak sekali suku Banjar dan suku Bugis. Sehingga tak heran jika bahasa Banjar menjadi salah satu bahasa yang akrab kita dengar di Inhil. Bahasa lain yang digunakan adalah bahasa Melayu, Indonesia, dan bahasa Bugis. Selain dikenal sebagai daerah dengan penghasil sumber daya laut yang cukup besar, Indragiri Hilir juga dikenal sebagai tempat berbelanja barang-barang second impor dengan kualitas yang cukup bagus. Barang-barang seperti pakaian, tempat tidur, aneka aksesoris seperti tas, sepatu, topi, switer dan sebagainya dengan kualitas second luar negeri ada banyak dijual di daerah ini. Maka tak jarang para wisatawan berburu barang-barang ini saat mereka berkunjung ke Indragiri Hilir.

Lambang Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil)
Lambang Kabupaten Indragiri Hilir
Motif-motif yang terdapat pada Lambang Daerah Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai pengertian sebagai berikut :
A. Sket Puri Tujuh :
Melambangkan aspek sejarah/kebudayaan daerah Kabupaten Indragiri Hilir pada periode Melayu Tua seperiode dengan kerajaan Sriwijaya, maka di Indragiri Hilir ada sebuah Kerajaan Melayu yang bernama Keritang terkenal karena Puri Tujuh yang Gapura (Pintu Gerbang) sebanyak tujuh lapis. Dapat pula diartikan sebagai sampiran bahwa di daerah Kabupaten Indragiri Hilir mengalir tujuh buah sungai besar. Landasan Puri Tujuh yaitu Sket Perahu dengan Perigi memiliki nilai historis yaitu kebesaran Indragiri Hilir lama, juga mempunyai makna masa depan kejayaan di laut dan di sungai dengan semangat yang tidak kunjung padam.
B. Warna Dasar Hijau Daun Tua :
Melambangkan kesuburan tanah Indragiri Hilir.
C. Simpul Tali 65 Pintal :
Melambangkan persatuan rakyat.
Tahun terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
D. Padi dan Kelapa :
Melambangkan hasil utama daerah Kabupaten Indragiri Hilir
Empat belas butir padi merupakan tanggal terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
Enam buah bibit kelapa merupakan bulan terbentuknya Kabupaten Indragiri Hilir.
E. Gelombang 5 Lapis :
Melambangkan bahwa Indragiri Hilir adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berfalsafah Pancasila.